Thursday, February 3, 2011

FF Wings Of Love

FF Wings of Love
author: Imah_HyunAe
Cast: Lee Teuk Suju, Hyun Ae (readerku), Soo Eun and other suju member (cameo)
genre: love/fantasy

Langit gelap mewarnai bumi Seoul. Bulir hujan yang besar berjatuhan. Timbulkan bunyi berisik yang mengusik tidur seorang namja tampan. Ia menggeliat di ranjangnya. Menarik selimutnya tuk usir hawa dingin yang menyergap.
Krosak! Krosak!! BRUGGG!!!
Namja itu terperanjat. Matanya yang semula 5 watt kini memicing tajam. ‘seperti bunyi jatuh,’ batinnya. ‘jangan-jangan pohon tumbang,’ batinnya lagi. Dengan malas ia bangkit dari ranjangnya. Mengintip di jendela kamarnya. Wajahnya seketika memancarkan keterkejutan. Sesosok tubuh tergeletak di tanah, tepat di bawah pohon mapel halaman samping rumahnya. Di sekitar sosok itu tampak ranting-ranting mapel berserakan. Ia lekas melihat ke atas. Dadanya berdesir melihat rantingnya yang patah.
‘apa sosok itu jatuh dari atas?’ pikirnya.
Buru-buru ia keluar. Setengah berlari. Kepanikan menyergapnya ketika mendengar rintihan sosok itu.
“Gwenchana?” tanyanya sambil menarik bahu sosok tersebut. Menampilkan wajah sosok tersebut yang ternyata seorang yeoja. Ada beberapa goresan panjang di wajahnya.
Yeoja itu tak menjawab. Sibuk merintih dan isakan kecilnya terdengar.
Mendengar isakan tersebut, namja itu menggendongnya. Membawanya ke dalam rumah. Ia tak melihat kalau air mata yang keluar dari yeoja itu berwarna pelangi, bukan bening seperti hujan.
¤¤¤
Namja itu merebahkan si yeoja ke sofa. Lalu mengambil alkohol, obat merah,kapas dan beberapa plaster luka.
Diobatinya luka-luka di tangan yeoja itu.
“Apa yang kau lakukan?” tegurnya sambil terus membersihkan luka. “Apa kau sengaja naik pohon dan menjatuhkan diri?” tanyanya lalu menetesi obat merah pada bagian yang luka. “Sepertinya kau harus ke rumah sakit. Memeriksa keadaanmu,” sambungnya sambil mengambil kapas dan menetesinya dengan alkohol. “Mungkin ada tulang yang pa-” kata-katanya terhenti saat ia memandang yeoja yang tengah mengeluarkan butiran berwarna pelangi dari matanya. Kapas yang ia pegang terjatuh saat ia melihat butiran itu mengkristal.
“K-kau…siapa?” ujer si namja dengan nada takut.
Yeoja itu menoleh. Ia ingin menjawab tapi tak mampu. Air matanya masih mengalir deras. Tak dapat ia hentikan. Bukan karena sayap indahnya yang menghilang. Tapi karena hatinya sakit. Ini pertama kalinya ia merasakan sakit seperih ini di dadanya.
¤¤¤
“Mian membuatmu terkejut dan takut tadi,” ujer si yeoja setelah hampir 2 jam lebih ia menangis. Ia sudah duduk di sofa dengan anggun. Sedang si namja duduk agak jauh dan raut bingung menghiasi wajahnya. Hujan sudah mereda di luar sana.
“Aku Hyun Ae.” si yeoja mengulurkan tanggannya.
“L-Lee Teuk.” sambut si namja ragu-ragu.
“Aku… Bisakah kau menolongku?” pinta Hyun Ae pelan.
“Nde?”
“Aku ingin pulang…” titik pelangi jatuh di wajah Hyun Ae.
“Ba-baik lah… Kau tinggal di dekat sini?” tanya Lee Teuk sambil berdiri dan meraih jaketnya.
Hyun Ae menggeleng.
Kening Lee Teuk mengeryit. “Lalu?”
“Ada di balik aurora kutub utara.”
“Nde? Kau bercanda!” Lee Teuk mendengus. ” katakan di mana, biar ku antar.”
Hyun Ae menggeleng. “Aku hanya bisa ke sana kalau sayapku ada.”
“MWO?!” Lee Teuk membulatkan matanya. Tak percaya.
“Ku mohon, bantulah aku. Aku tidak mau di sini… Hiks…” Hyun Ae menangis lagi. Bayangan namja penjual bunga yang sekian tahun dicintainya, yang kini telah bersama yeoja lain, hadir di benaknya. Dulu, sayapnya akan merak dengan indahnya setiap kali ingat namja itu. Namun kini, ia justru merasa sakit. Hatinya. Juga bekas sayapnya yang kini tiada.
“Y-ya!!” tegus Lee Teuk panik. Ia ingin mendekat namun tidak berani.
“Kenapa aku mencintainya?” isak Hyun Ae. “Padahal aku tahu itu terlarang…”
dan mengalirlah kisah aneh bin unik dari bibir Hyun Ae.
Hyun Ae jatuh cinta pada manusia yang bekerja di toko bunga ‘Minaa’ bernama Sungmin.
Pertemuan mereka tak di sengaja. Hyun Ae sedang menemani kakaknya mengambil ‘cinta’ bertepuk sebelah tangan dari wanita bernama Soo Eun. Tugas makhluk seperti Hyun Ae yang tinggal di balik aurora memang itu. Mereka akan datang pada makhluk-makhluk yang ‘cinta’nya bertepuk sebelah tangan agar memberikan ‘cinta’ itu pada sayap mereka melalui mimpi. Agar mereka tak perlu merasa sedih lagi dan siap untuk jatuh cinta lagi. Sayap mereka akan berubah warna menjadi biru gelap bercampur merah muda dan putih perak. Namun jika mereka, para peri itu sendiri yang jatuh cinta, sayap mereka akan berwarna indah seperti pelangi. Sayangnya, jika cinta yang mereka punya tak berbalas, sayap yang indah itu akan berubah warna jadi kelabu. Mereka tak boleh ada di negeri manusia jika sayap mereka seperti itu. Kecuali untuk mendapatkan pemberian ‘cinta’ bertepuk sebelah tangan dari manusia. Jika tidak, sayap yang menjadi kunci utama ke negeri di balik aurora itu akan menghilang untuk sementara. Akibatnya, kehilangan koneksi dengan peri lainnya dan harus mencari sendiri manusia yang ingin membuang ‘cinta’ bertepuk sebelah tangannya.

=flashback=
Hyun Ae menemani kakaknya. Lama. Ia merasa bosan lalu jalan-jalan (dengang menyembunyikan sayapnya) dan melihat bunga yang indah. Ia mengambilnya. Seseorang menegurnya dengan mengatakan harga bunga krisan yang dipegangnya. Ia kebingungan.
“kau..tidak punya uang ya?”
Hyun Ae mengangguk.
Melihat betapa senangnya Hyun Ae pada bunga itu, orang itu memberikannya dengan suka rela.
“ambillah…” katanya dengan senyum manis. Senyum yang berhasil hadirkan degup berbeda di dada Hyun Ae. Senyum yang torehkan warna pelangi di sayap biru malam Hyun Ae dan membuatnya selalu ingin ke negeri ini dan membeli bunga di toko ‘minaa’ (dengan uang curiannya tentunya). Alhasil, pihak peri senior yang mengetahuinya melarangnya ke bumi. Bertahun-tahun lamanya ia harus merindu. Si kakak yang tahu terus memberi kabar tentang Sungmin padanya. Sungmin yang seperti menanti kehadirannya. Hingga akhirnya kabar buruk datang. Sungmin akan menikah dengan yeoja lain.
Hyun Ae kabur ke bumi. Tapi terlambat. Sungmin telah menikah. Cinta pertamanya tak bersemi indah.
Hyun Ae menangis untuk beberapa lama. Ketika sadar sayapnya telah berubah kelabu. Ia lalu cepat-cepat terbang menuju ke utara. Tapi terlambat, belum jauh ia terbang, sayapnya telah hilang.
=end flashback=
¤¤¤

Lee Teuk tak percaya pada kisah tersebut. Ia memandang Hyun Ae dengan tatapan kau-gila. Ia hendak menelpon rumah sakit jiwa ketika tubuh Hyun Ae bersinar keperakan, lalu meredup dan merubah kulit putih cerah Hyun Ae memucat.
Terburu-buru Hyun Ae keluar. Menatap angkasa malam dengan kristal pelangi berjatuhan dari matanya. “Andwae!” ia menyadari ia telah kehilangan koneksi dengan negeri aurora.
BRUK!!
Hyun Ae pingsan, kehilangan kekuatannya…
***

Lee Teuk membantu Hyun Ae mencari orang-orang yang patah hati. Teman-temannya semua dia tanya, dari Ryeowook, Shindong, Donghae, Kyu Hyun, sampai Siwon. Bahkan sampai bosan mereka mendengar, “apa kau mau melupakan cintamu?” yang meluncur dari bibir Lee Teuk.
Jujur, Lee Teuk merasa kasihan melihat Hyun Ae yang jadi terlihat tak berdaya. Kulit gadis itu senantiasa pucat. Gurat semangat tak tampak di wajah chubbynya.
Sering Lee Teuk berkata, “kalau lelah sebaiknya istirahat. Jangan terlalu memaksakan diri.”
Dan Hyun Ae selalu menjawab dengan terus merapikan rumah, merawat halaman, dan menyiapkan makanan.
Dan hari ini, si Lee Teuk sengaja membeli pakaian baru yang cocok dengan Hyun Ae dan membawa gadis itu keluar rumah. Ia yakin betul kalau Hyun Ae merasa bosan. Ia mengajaknya jalan-jalan ke sea world, ke wahana bermain, ke bioskop, ke taman kota dan ia selalu sukses menertawakan tampang terpesona Hyun Ae.
“Apa di tempatmu tidak ada?” tanyanya setengah menahan tawa saat mereka duduk di taman kota.
Hyun Ae menggeleng.
“Ara~” Lee Teuk tersenyum lembut. “Kita ke satu tempat lagi, kajja!” ujernya semangat sambil menarik Hyun Ae ke mobilnya. 1 jam kemudian mereka tiba di pantai yang bernoda jingga. Lagi-lagi Hyun Ae terpana. Napasnya tertahan. Dadanya sesak. Langit jingga tak pernah menghiasi pantai di negerinya.
“Indah kan?” tanya Lee Teuk bangga.
Bulir pelangi mengaburkan pandangan Hyun Ae. Cepat ia menyekanya dan mengangguk. “Gomaweo…” bisiknya.
Lee Teuk mendekat. Mengusap kepala Hyun Ae dengan sayang. Hyun Ae merasakan degup lain di dadanya. Punggungnya serasa bergerak. Ia tahu, rasa ‘cinta’ itu tumbuh lagi di hatinya. Dan itu…karena Lee Teuk. Manusia lagi. Wajah Hyun Ae seketika muram.
“Wae?” heran Lee Teuk.
Hyun Ae menggeleng. Ia mundur selangkah.
¤¤¤
Lee Teuk menyadari, ia mulai tergantung dengan Hyun Ae. Senyumannya, tawanya, kepolosannya, dan segala hal yang ada pada yeoja itu. Ia sering tak sabar untuk pulang. Ia cemas kalau-kalau Hyun Ae telah menemukan orang untuk diambil rasa ‘cinta’nya. Ia takut kehilangan. Benar. Lee Teuk telah jatuh cinta padanya. Dan ia tidak tahu sejak kapan perasaan itu ada.
“Aku… Akan pulang…” suara Hyun Ae menghentikan kegiatan makan malam Lee Teuk.
“Sayapku… Sudah tumbuh.” ujer Hyun Ae tercekat. Sayapnya kini telah mekar sempurna, berkat perasaan cintanya pada Lee Teuk. Ia bisa pulang sekarang. Sebelum segalanya berakhir luka seperti yang ia alami dengan Sungmin. Ya, Hyun Ae berpikiran Lee Teuk tak membalas perasaannya.
“Jadi kau sudah menemukan orang yang patah hati?” tanya Lee Teuk tercekat tanpa menatap Hyun Ae.
“Hm’mm.” Hyun Ae menahan air matanya yang mau menggenang. “Karena kau memberiku tempat tinggal selama ini, kurasa sewajarnya aku pamit sebelum pergi.”
Lee Teuk mengangguk. “Lain waktu, kalau kau ke mari untuk tugas, jangan lupa mengunjungiku,” ujernya parau lalu menatap Hyun Ae.
Hyun Ae mengangguk. Pasti, batinnya.
“Bolehkan aku melihatmu pergi?”
¤¤¤
Hyun Ae memerakan sayapnya saat ia yakin Lee Teuk tak akan mampu melihat warna apa yang tertoreh di sayapnya itu karena ia memilih halaman Lee Teuk yang agak gelap.
“Annyeong…” kata Hyun Ae. Air mata pelanginya bergulir saat sayapnya mulai ia kepakkan.
Satu tangan kokoh yang di kenal Hyun Ae menariknya dengan kuat. Ia merasa dua tangan merangkul bahunya. Hangat. Ia merasa hangat berada di pelukan Lee Teuk.
“Saranghae…” bisik namja itu. Hyun Ae membeku. Namun sayap Hyun Ae berhenti mengepak dan memeluk punggung Lee Teuk.
“Jebal molli kajima, Hyun Ae-ah..” Lee Teuk mengeratkan pelukannya. “Jeongmal saranghae…” bisiknya lagi. Ia tak sadar tubuhnya dan Hyun Ae telah di selimuti lingkaran cahaya perak. Sayap Hyun Ae perlahan lenyap.
“Nado~” Hyun Ae melingkarkan tangannya pada punggung namja di depannya.

=flashback=
“kau tahu kan apa akibatnya kalau kau jatuh cinta pada manusia dan berada di dunia mereka saat perasaan itu masih ada?” jerit kakaknya saat Hyun Ae mengatakan ia jatuh hati pada manusia. “Kalau bertepuk sebelah tangan kau akan kesulitan untuk kembali kemari. Dan kalau bersambut, kau akan jadi manusia dan tak akan pernah bisa jadi peri lagi?”
Hyun Ae mengangguk. “Asal bisa bersamanya,” ujer Hyun Ae dengan senyum gembira.
=end flashback=


Tamat

so, saran please =]

1 comment:

  1. komen dulu, baru baca.. kk~
    leeteuk, sama .... HyunAe itu boleh readers nya ga bu? .___.v

    ReplyDelete