Showing posts with label obrolin film. Show all posts
Showing posts with label obrolin film. Show all posts

Friday, February 2, 2018

Obrolin Film Maze Runner The Death Cure

Judul: Maze Runner The Death Cure
Berdasarkan novelThe Death Cure karya James Dashner
Artis:
Dylan O'Brien
Kaya Scodelario
Thomas Brodie-Sangster
Nathalie Emmanuel
Giancarlo Esposito
Aidan Gillen
Walton Goggins
Ki Hong Lee
Barry Pepper
Will Poulter
Patricia Clarkson
Musik: John Paesano
Cinematografi: Gyula Pados
Distributor: 20th Century Fox
Durasi:142 Menit
Bahasa: Inggris
Teks: Indonesia

Spoiler Alert!

Merupakan kelanjutan dari seri Maze Runner sebelumnya. Misi Thomas dan Newt di sini adalah menyelamatkan manusia kebal terutama Minho, sahabat mereka sewaktu di labirin.

Musuh mereka masih sama. Si pengkhianat juga ada. Tapi aku tidak akan berpanjang lebar mengisahkan bagaimana sulitnya perjuangan Thomas dan Newt.

Untuk efek, film ini efeknya makin keren. Katanya, biayanya juga lumayan, ya.  Wajar sih.

Dari segi acting, yang menarik perhatianku adalah pemeran Minho ini, Ki-Hong Lee. Keren banget actingnya. Apalagi pas dia teriak saat masuk dalam 'labirin buatan'. Ketegangan dan rasa panik yang Minho rasakan berhasil dia ekspresikan. 

Pemeran tokoh Newt (tokoh kesayanganku dari seri 1), juga keren actingnya. Di seri ketiga ini Thomas Brodie-Sangster beracting dari manusia menjadi zombie. Saat dia jalan dengan terpatah-patah, mantap banget. Lalu kesedihan dia saat perlahan kesadarannya mulai hilang, itu keren banget.

Jujur aja,  yang bikin salut sama cerita film ini adalah kisah persahabatan tiga orang itu. Thomas-Newt-Minho. Melihat mereka 'reunian' aku langsung terharu. Seneng banget.

Cuma, ini nih yang bikin kecewa sama ceritanya. Kenapa coba tokoh kesayanganku mati? Kan harusnya masih bisa tuh dia diselamatkan dengan darahnya Thomas. Kenapa dia tidak menggigit Thomas aja biar sembuh? Atau, masih bernyawa pas tertusuk pisau, jadinya masih bisa dikasih vaksin dari darah Thomas. Kan.... 

Bagi kamu yang pengin tahu adegan mana yang sedang aku obrolkan, kamu bisa nonton ke bioskop. Masih tayang kok. Cuma kalau kesayangan kamu itu Newt, siapin hati deh. Jamin kamu bakal ngerasa kehilangan banget. Hiks....

Ya udah. Aku mau move on dulu dari rasa kehilangan. Mau obrolin novel karya temen aja setelah ini.

Salam,
Orina Fazrina

Obrolin Film Dilan 1990

Judul: Dilan 1990
Genre / Jenis Film: Drama
Sutradara Film: Fajar Bustomi, Pidi Baiq
Rumah Produksi Film: MAX Pictures
Penulis Naskah skenario / Novel Film: Pidi Baiq, Titien Wattimena
Produser Film: Ody Mulya Hidayat
Tanggal Rilis / Tayang Film: 25 Januari 2018 (Indonesia)

Berkisah tentang Milea yang mengenang kisah cintanya di tahun 1990. Waktu itu dia pindah ke Bandung dan berkenalan dengan pemuda bernama Dilan. Cara Dilan mendekati Milea perlahan membuat gadis itu jatuh hati padanya.

Milea sudah punya pacar di Jakarta. Cuma sayang, cowoknya bikin dia sakit hati.

Milea kangen deh sama Dilan. Pemuda itu begitu peduli dan perhatian padanya (dengan tindakan, bukan kata-kata manis saja). Cuma, Dilan mau berantem sama anak geng lain. Gimana reaksi Milea?  Apakah bakalan dia cegah?

Sepanjang nonton film ini, aku baper. Pengen jadi Milea. Pengen denger gombalan Dilan yang manis tapi tidak bikin mual. Kadarnya pas, menurutku. Entah menurut kamu.  Aku tidak peduli. Hahahaa....

Untuk pemerannya aku suka. Iqbal berhasil menghidupkan sosok Dilan dalam novel. Ekspresinya dapat banget. Tatapan cintanya ke Milea juga dapat. 

Kalau Vanesha, dia juga pas jadi Milea.  Cantik tapi tidak berlebihan. Manis dan manjanya dapat juga. Sesuai lah sama gambaran di novel.

Bagi aku, memang saat adaptasi novel ke film penulis novelnya harus ikut, seperti Pidi Baiq yang katanya ikut menentukan hasil casting. Biar yang dicasting pas. Jadi sosok di novel bakalan hidup. Habisnya, kebanyakan novel yang dijadiin film,  banyak tidak sesuai dengan khayalan penulis bahkan pembacanya. Ujung-ujungnya malah dicela orang deh.

Tapi untuk Dilan 1990, aku suka. Rasanya ini salah satunya  film yang berhasil memvisualisasikan isi novel dengan baik. Tidak tahu ya kalau yang lain.  Ini pendapatku aja.

Jika kamu penasaran, kamu bisa kok nonton filmnya di bioskop. Masih tayang. Kalau novelnya juga ada di toko buku. Kamu bisa bandingkan keduanya.

Udah ah. Segini dulu.
Mau obrolin film yang lain lagi.  😀

Salam
Orina Fazrina

Sunday, January 14, 2018

Obrolin Film Let Me Eat Your Pancreas

Judul: Let Me Eat Your Pancreas
Romaji: Kimi no Suizo wo Tabetai
Japanese: 君の膵臓をたべたい
Director: Sho Tsukikawa
Writer: Yoru Sumino (novel), Tomoko Yoshida
Producer: Akira Kobe
Cinematographer: Hiroo Yanagida
Release Date: July 28, 2017
Runtime: 115 min.
Distributor: Toho
Language: Japanese
Country: Japan

SPOILER ALERT!!

Seperti keterangan di atas, film ini memang merupakan adaptasi dari novel best seller karya Yoru Sumino. Ceritanya tentang Yamauchi Sakura yang terkena sakit pankreas. Dia divonis akan meninggal 1 tahun lagi.

Jurnal harian berisi cerita kehidupannya tanpa sengaja ditemukan salah satu murid pendiam. Menariknya, begitu tahu kalau Sakura sakit, dia biasa saja. Hal yang membuat Sakura senang sekaligus penasaran.

Selanjutnya, Sakura mengajaknya untuk memenuhi hal-hal yang ingin gadis itu lakukan sebelum meninggal. Segalanya terasa mendebarkan, namun tidak berlangsung lama.

Sakura meninggal. Tapi bukan karena sakitnya. Nyesek! Sampai-sampai si murid pendiam yang dekat dengan Sakura itu ga terima.

Meskipun aku udah baca novelnya, aku tetap nangis loh pas adegan Sakura meninggal. Pas adegan Haruki Shiga meminta ijin untuk menangis, aku juga nangis.

Untuk akting, aku rasa semua pemerannya cocok dengan khayalan aku pas baca novelnya. Akting mereka juga bagus. Suka deh jadinya.  Apalagi versi film ini agak beda sama novelnya. Perbedaannya terletak pada sosok 10 tahun mendatang. Kalau versi novel cuma sampai SMA aja.

Konsep flashback alias mengenang ini memang khasnya film Jepang. Dan memang selalu sukses bikin baper.

Sakuranya juga cantik. Jembatan yanh ada sukuranya juga keren. Mau dong ke sanan suatu hari nanti. Indah banget soalnya.

Ah, aku jadi melantur.

Kalau kamu penasaran, silahkan tonton filmnya ya. Atau baca novelnya juga boleh. Tokohnya bayangin aja si Takumi Kitamura dan Minami Hanabe. 😉

Salam,
Orina Fazrina

Monday, January 8, 2018

Obrolin Film Surat Cinta Untuk Starla

Judul: Surat Cinta Untuk Starla
Sutradara: Rudi Aryanto
Genre: Romansa
Rilis: 27 Desember 2017

SPOILER ALERT!!

Mungkin sudah banyak yang tahu juga, kalau versi film ini adalah lanjutan dari versi web dari Surat Cinta Untuk Starla. Bagi yang belum nonton web seriesnya, coba tonton dulu,  baru nonton filmnya. Biar nyambung aja sama ceritanya hehe...

Dalam film ini,  kisah tentang Hema dan Starla yang jatuh cinta dalam waktu 6 jam berlanjut. Waktu yang amat singkat namun begitu berkesan bagi mereka. Mereka lalu kembali bertemu. Menunjukkan gelagat bahwa saling menyukai. Lalu menyatakan bahwa mereka telah berpacaran. Kejadian seru maupun lucu mewarnai hubungan mereka.

kehidupan tak selalu berjalan mulus. Begitu juga dalam sebuah hubungan.  Starla dan Hema pun begitu. Starla sih yang lebih dulu kecewa sama Hema. Hema pun jadi jengkel sama Starla.

Beberapa adegan selanjutnya memang sedih. Tapi ga sampai bikin aku nangis. Mungkin karena aku udah nebak duluan (meski ada beberapa tebakan yang salah). Apalagi saat muncul si Tante yang diperankan Rianti dan saat adegan pelukan si 'Hema'. Aku langsung tahu bakal gimana kelanjutannya (kebiasaan kalau nonton,  selalu nebak duluan). 😂

Kalau penonton di samping aku sih, nangis. Kasihan sama Hema dan Starlanya. Jadi, buat yang mudah terharu mending bawa tisu deh. Buat persiapan  😁

Dari segi acting, aku suka banget lihat Jefri Nichol pas adegan nangis. Kayak menjiwai banget. Kalau si Caitlin Halderman, aku suka lihat dia pas cemberut. Imut gitu haha....

Film ini kayaknya kesukaan remaja banget deh. Dilihat dari penonton yang datang kebanyakan remaja. 😃

Udah ah. Segini dulu membahasnya. Kalau penasaran, tonton aja filmnya ya. Mumpung masih tayang.   😊

Salam,
Orina Fazrina

Saturday, January 6, 2018

Obrolin Film Along With The God : The Two World

Judul: Along With the Gods: The Two Worlds (English title) / With God (literal title)
Hangul: 신과 함께
Director: Kim Yong-Hwa
Writer: Joo Ho-Min (webcomic), Kim Yong-Hwa
Producer: Choi Ji-Sun, Won Dong-Yeon, Kim Yong-Hwa, Kim Ho-Sung
Cinematographer: Kim Byung-Seo
Tanggal rilis di Indonesia 5 Januari 2018: (untuk part 1, part 2 kabarnya rilis musim panas tahun ini di Korea Selatan)
Durasi: 139 menit.
Genre: Fantasy / Drama
Distributor: Lotte Entertainment
Bahasa: Korea
Teks: Indonesia dan Inggris

Spoler Alert!!

Film ini diadaptasi dari webtoon karya Joo Ho-Min. Aslinya versi webtoon ini ada 3 season. Tapi difilm (berdasarkan artikel yang didapat, ada 2 part saja). Dan sepertinya pun beda dari versi webtoon (aku baru baca beberapa chapter, entah kalau baca sampai tamat, ya).

Ceritanya mengisahkan sosok Kim Ja-Hong, yang meninggal saat bekerja. Para malaikat kematian datang menjemputnya. Menyatakan dia adalah suri teladan dan bisa bereinkarnasi. Kim Ja-Hong harus melewati 7 ujian selama 49 hari agar bisa bereinkarnasi. Namun proses sidang yang seharusnya berjalan mulus (karena dia suri teladan) menjadi kacau dan penuh perjuangan.  Kenapa?  Karena Kim Ja-Hong tidak seperti gelar yang dia dapat. Dia bukan pemuda yang baik dan hidup lurus. Cermin karma bahkan Dewa Yoomra menunjukkan keburukan yang dia lakukan.

Ketiga Malaikat Kematian yang menemani Kim Ja-Hong tadi mati-matian membuatnya bisa lolos dari sidang tersebut. Semua dilakukn demi tujuan yang ingin mereka capai.
Namun seakan belum cukup, roh pendendam dari keluarga Kim Ja-Hong (yang mengusik dunia kehidupan) memunculkan gangguan mengerikan di dunia kematian yang sedang Kim Ja-Hong jalani. Akibatnya Dewa Yoomra marah.

Akankah Kim Ja-Hong berhasil reinkarnasi? Siapakah keluarganya yang menjadi roh pendendam? Ibunyakah? Atau adiknyakah? Kalian temukan sendiri di filmnya, ya.  😆

Nah, sesuai genrenya, cerita ini fiksi fantasi. Jujur saja, aku suka sekali dengan efek film ini. Ga kalah deh sama film hollywood (menurutku loh). Puas banget nonton selama lebih dari dua jam dengan efek sehebat itu. Dengar-dengar biaya pembuatannya juga besar. Aku harap keuntungannya juga sesuai, sehingga part 2 bisa rilis sesuai jadwal. Haha...

Seperti yang aku sebut di atas, film ini akan dibagi menjadi dua part. Part 1, yaitu yang sudah tayang dan sedang kubahas ini,  lalu part 2 menyusul kemudian. Pantas saja di akhir film ada lagi preview cerita selanjutnya. Apakah para malaikat kematiannya berganti?  Entahlah...

Filmnya sendiri tidak melulu soal adegan aksi dan efek luar biasa tadi. Mereka juga mengangkat kisah keluarga yang bikin hati terharu hingga air mata menetes. Fakta-fakta yang disuguhkan menjelang akhir cerita cukup mengejutkanku loh (entah bagi kalian  😂)

Lalu, soal akting,  paling suka melihat aktingnya Ju Ji-Hoon. Dia keren, tapi di saat bersamaan dia terlihat konyol. Perannya sebagai Hae Won Maek menambah warna untuk film yang mengusung tema keluarga ini. Suka banget deh lihat dia di sini.

Aktor/aktris lainnya juga oke. Akting mereka udah ga diragukan lagi. Bahkan aktris ciliknya. Salut.

Buat penggemar kpop, pasti kenal deh sama Do Kyung-Soo (D.O EXO). Aktingnya jadi tentara yang mudah gugup dan panik keren banget. Dia, meskipun bukan pemeran utama, tetap memegang peran penting dalam kisah di film ini. Jadi buat para EXO-L, wajib juga nonton ini 😅

Oke. Segini dulu obrolinnya. Kalau penasaran, langsung ke bioskop aja ya. Mumpung masih tayang 😁

Sampai jumpa di obrolin film lainnya.

Salam hangat,
Orina Fazrina

Thursday, December 21, 2017

Obrolin Film Ayat-Ayat Cinta 2

Ayat-Ayat Cinta 2
Adaptasi dari buku berjudul sama karya Habiburrahman El-Shirazy
Rilis 21 Desember 2017

Spoiler Alert!

Terus terang aku belum baca novel AAC2 ini. Cuma,  ada teman yang berbaik hati menceritakan kisah dalam novel tersebut.  Pas tahu bakalan ada filmnya, aku memutuskan nonton filmnya aja. Dan, wow!  Awesome!  Keren!  Nyayat hati banget. Tapi senang juga, haha...

Berkisah soal Fahri yang kini terlalu sempurna untuk jadi nyata (ini pendapat pribadi.  Kalau beda, itu hak masing-masing, ya? Hehe... )
Oh, ya. Kenapa kubilang terlalu sempurna untuk jadi nyata? Well, dia tampan, baik, shaleh, kaya, dan setia. Wanita mana yang ga naksir?  Haha...

Nah, Fahri ini diceritakan kehilangan kehilangan Aisya. Istrinya itu jadi sukarelawan di Palestina dan terkena bom. Tak ada kabar setelah itu. Tapi Fahri masih sedia menunggu dan mencari.

Ada beberapa wanita nanti yang mendekati Fahri. Tapi cuma satu nanti yang memenangkan hatinya. Lalu juga ada Sabina, imigran yang Fahri tampung di rumahnya dan menjadi asisten rumah tangga. 

Film ini menurutku paket komplit. Ada komedi, ada romantis, ada ilmu agamanya, dan ada kisah sedihnya. 

Adegan pertama yang menguras air mata adalah saat Fahri menikah. Harusnya momen itu memang momen bahagia. Tapi melihat Sabina yang hancur lebur hatinya, aku jadi ikutan nangis.  Kasian dia, harus memendam rasa dan mengharap Fahri bahagia.

Yang paling membuat air mata berderai tiada henti adalah adegan menjelang akhir. Ketika sosok Aisya terungkap dan cerita memilukan yang dialaminya.  Juga meninggalnya seseorang yang Fahri telah kasihi. 

Saat adegan meninggal  itu muncul, aku pun teringat film AAC dulu. Ketika Maryam meninggal. Sempat kesal juga, kenapa sih hobi bikin tokoh yang Fahri juga sayang meninggal. 

Tapi,  justru karena itu ya, akhirnya jadi melegakan. Si Fahri ga terlalu kehilangan jadinya. Aisya juga. 

Penasaran kenapa aku jadi bilang begitu?  Tonton filmnya langsung deh. Jangan lupa, bagi kamu yang mudah tersentuh, bawa tisu. Biar gampang nyeka air mata. Aku tadi ga bawa, kepaksa pakai ujung jilbab.  😅

Oh,  ya.  Hampir lupa. Soal acting,  ga usah diragukan lagi. Yang lolos casting ini emang keren. Lihat Fedi nangis ketika menatap aja, ikutan sedih akunya. Si Chelsea juga keren. Bahkan dia sengaja belajar biola dan logat Inggris-Skotlandia demi memerankan peran dengan sempurna. Keren ih. 

Alur cerita juga oke. Selama dua jam lebih, ga bosen nontonnya. Padat.  Penuh inspirasi. Mantap lah yang nulis skenario sama Sutradaranya. Tepuk tangan berdiri deh buat mereka. Dan buat PH yang sudah memproduksi film ini, makasih banyak. Setelah 9 tahun, berkat kalian aku bisa lihat kelanjutan kisah Fahri dalam versi film. 😊

Jadi, aku kasih rating tertinggi lah untuk film ini.  😁


Udah,  ah.  Segini duku obrolannnya. Yang penasaran bisa nonton ke bioskop ya. 

Selamat menonton.  😉



Friday, December 15, 2017

Film A Taxi Driver

Spoiler  Alert!

Film A Taxi Driver
Tahun rilis 2017

Diangkat dari kisah nyata seorang jurnalis asal Jerman.

Semula, aku ga mau nonton film ini. Pertama karena settingnya di tahun 1980an. Kedua pemerannya yang kukenal cuma si Ryu Jun Yeol. Ketiga karena bukan kisah romantis.

Tapi, angka pada rating dan jumlah penonton yang menonton membuatku penasaran.  Dan akhirnya, aku setuju mengapa film ini begitu diminati.

Kisah nyata. Satu hal yang memang bisa jadi daya tarik. Lalu tokohnya seorang supir taksi yang hendak membawa reporter asing ke Gwangju tanpa tahu ada pemberontakan di sana pada saat itu.

Supir hanya mengantar penumpangnya, dan penumpang yang merupakan reporter merekam segala yang terjadi di sana (yang dirahasiakan dari publik). Misi penyelamatan rekaman pun menjadi hal yang menegangkan sekaligus menarik. Pengorbanan seorang mahasiswa demi keselamatan mereka semakin membuatku emosional. Hingga adegan aksi para supir taksi gwangju agar bisa meloloskan taksi Seoul beserta reporter dan rekamannya membuatku berdecak kagum sekaligus haru. Sedih karena ada banyak korban demi memberitahukan dunia apa yang terjadi di daerah itu.

Adegan sedih terus berlanjut. Dan rasa kehilangan makin nyata saat rekaman reporti asli untuk sang supir ditayangkan di akhir film...

Well,  aku ga mau spoiler lagi.  Tonton aja kalau kamu suka film yang diangkat dari kisah nyata dengan genre aksi. Dan rasakan emosi yang film ini berikan hingga akhir hehe... 😃

9/10 aku kasih untuk novel ini.  😁

Film Everything Everything

Everything Everything

Film yang diangkat dari novel berjudul sama karya Nicola Yoon

Spoiler Alert!

Aku menonton filmnya beberapa waktu lalu.  Jujur awalnya aku mengira cerita ini mirip film jepang Taiyo No Uta. Kisah awalnya tentang cewek yang ga bisa keluar rumah, persis. Tapi bedanya kalau Everything Everything ga bisa keluar selama 24 jam, kalau Taiyo No Uta bisa keluar pas malam.

Membayangkan hidup tokohnya yang selama 15 tahun dalam rumah saja bikin aku terbawa emosi. Sedih dan nyesek. Sambil menahan perasaan itu, aku menebak sendiri akhir ceritanya yang kuduga bakalan mirip dengan Taiyo No Uta. Happy tapi tetap berasa sad ending.
Eh, ternyata beda.

Kejutannya beneran ga nyangka. Senang sih karena kejutan itu.  Tapi di sisi lain nyesek juga.  Kok tega sih penulisnya mempermainkan emosiku wkwkwkwk... Kan aku sudah siap mental buat melihat adegan kehilangan.  Tapi malah...

Ga mau spoiler ah. Tonton aja filmnya hahaa.... 😃

Aku kasih rate 8/10 untuk film ini.  😉