Friday, February 11, 2011

FF Begin Chapter 22

Title: Begin chapter 23 ‘Like Crazy’
Author: Imah Hyun Ae
Ide: Park Yong Kyo
Genre: Romance
Tokoh:
1. Kim Hyun Ae (pembacaku atau kalau nggak mau…saya aja ea?? Hehehe ^^)
2. Park Yong Kyo aka Rima (teman kalian yang cinta ama Korea)
3. Lee Hyu Rim aka lia (teman kalian yang cinta ama Korea juga)
4. Kim Hyun Joong (suami Hyun Ae)
5. Jung Yunho (namja idaman Hyun Ae ^_^)
6. Kim Jae Joong (sahabat Hyun Joong kekasih Lee Eun Shi)
7. Kim Junsu (pasangan masih rahasia)
8. Lee Eun Shi (kekasih Kim Jae Joong)
9. And other member dbsk and SS501
------------------------------------------------------------------------

Begin Chapter 23
‘Like Crazy’

#Lia POV

Sudah lebih dari seminggu setelah pertemuan kami dengan DBSK. Namun serasa sudah lama sekali. Pertemuan yang menyenangkan, tapi kurang sempurna karena Jae Joong oppa hanya sebentar. Sepertinya dia begitu sibuk dan punya banyak masalah. Sampai-sampai Rima tak sempat sekedar bersalaman dengannya.
Ah, bicara soal salaman, sebenarnya aku agak menyesal. Kenapa tidak langsung kupeluk saja orang yang paling kusukai itu? Menghidup aroma tubuhnya. Atau langsung menyeretnya ke bandara? *lho?* Aish…
Kugaruk kepalaku yang tak gatal sambil memandangi Rima yang masih serius membuat kue. Katanya itu untuk DBSK oppa. Dia akan minta Hyun Joong atau Hyun Ae mengantarkannya. Sebagai permintaan maaf kami karena hanya member satu oleh-oleh. Padahal kami mengakunya fans berat mereka.
“Berhentilah menggaruk kepalamu! Ketombemu bisa jatuh ke adonan ini tahu!!” sewot Rima tiba-tiba.
“Ya, Umma!!!”teriakku. aku memang sering memanggilnya ‘umma’. Kenapa? Hanya suka saja, hahaha… “Aku tidak punya ketombe! Nih lihat!!” ujerku sambil menyodorkan kepalaku kepadanya.
Sebuah kikikan halus terdengar dari belakangku. Aku dan Rima menoleh dan mendapati Hyun Ae sedang mengamati kami.
“Sejak kapan kau menguping?” sewotku.
Hyun Ae hanya tertawa dan mendekati kami.
“Sudah selesai?” tanya Rima.
Kudapati Hyun Ae mengangguk. Dia baru kembali dari restorannya.
“Lagi membuat apa?” tanya Hyun Ae sambil duduk di kursi.
“Kue buat uri oppa?” ujerku. Kening Hyun Ae berkerut.
“Tolong ya?” ujer Rima sambil menangkupkan tangan dan menunjukan wajah puppy eyesnya.
“Tolong apa?” tanya Hyun Ae bingung.
“Tolong antarkan ke DBSK oppa,” ujerku penuh harap. Hyun Ae memang belum kami beri tahu tentang rencana kami ini. “Kau mau kan?”
“Tidak apa-apa jika kami tidak boleh ikut. Asal kau mengantarkannya pada mereka.” sambung Rima.
Hyun Ae menatap kami bergantian.
“Hyun Joong oppa juga boleh… Ya?” pintaku lagi.
Hyun Ae menghela napas.
“Ini sebagai permintaan maaf kami karena memberi hadiah hanya satu saja untuk mereka.” rengek Rima. Aku menunjukan wajah penuh harapku.
“Aishh… Ara~.” Ucap Hyun Ae akhirnya. Aku dan Rima langsung saling ‘tos’, hehehe…
“O, ya.” Ucap Rima tiba-tiba. Aku dan Hyun Ae serempak menoleh ke arahnya. “Aku memutuskan untuk lebih lama di sini, boleh?”
“Ah, aku juga!!!” teriakku.
“Tentu saja boleh,” jawab Hyun Ae.
“Tapi, aku akan sangat lama…” sambung Rima.
“Tak masalah…” sahut Hyun Ae
Rima menggeleng. “Akan jadi masalah buatmu dan suamimu. Kalian akan sulit untuk… ehm… ‘bermesraan’. Kau mengerti maksudku kan?”
Benar juga… *dari tadi ‘benar juga’ terus nih si Lia*
Hyun Ae tertawa. “Kau ini!!”
-End POV-

#Rima POV
Aku menatap Hyun Ae lalu beralih ke Lia. Aku sudah beberapa hari memikirkan ini. benar. Tinggal lama di sini, mungkin sekitar satu tahunan, sekalian merasakan bagaimana rasanya hidup di Negara empat musim seperti di negeri ini. dan tidak mungkin selama setahun aku menetap di rumah Hyun Ae kan? Aku harus menyewa rumah kecil atau kos-kosan. Masalahnya aku tidak punya banyak uang. Tidak mungkin menambah repot Hyun Ae dengan menanggung biaya hidup di sini, bukan? Jadi kuputuskan…
“Aku memutuskan untuk menyewa rumah kecil atau kosan. Kalau tidak keberatan kau pinjami aku uang. Nanti kubayar dengan bekerja di restoranmu. Aku juga akan mencari pekerjaan lain.” kataku pada Hyun Ae.
“Tidak perlu seperti itu!” tolak Hyun Ae. “Aku yang mengajak kalian ke sini. Jadi…”
“Tidak!!” potongku. Aku tidak mau menyusahkannya. Kalaupun dia merasa tidak akan menyusahkan, tetap saja aku merasa tidak enak. “Kau dan Hyun Joong oppa sudah cukup repot dengan adanya kami di sini. Lagipula, aku ingin tahu bagaimana rasanya hidup di negeri orang? Ingin juga merasakan apa yang kau rasakan saat pertama kali hidup di negeri ini,” kataku sambil tersenyum untuk meyakinkannya.
Hyun Ae menatapku dan Lia bergantian. “Kalian yakin?”
Aku mengangguk mantap.
“Kalau Rima umma bilang begitu, aku ngikut aja, hehehehe…” Jawab Lia sambil cengengesan.
Hyun Ae menghela napas. “Baiklah… Nanti kupikirkan kalian bekerja di mana.”
“Bantu kami mencari kos juga, hehe…” sahutku.
Hyun Ae tersenyum. “Nde~. Kita cari di dekat sini saja.”
Aku dan Lia mengangguk bersamaan.
-End POV-

#Hyun Ae POV
Aku agak terkejut melihat semangat mereka untuk tinggal di negeri ini, terutama Rima. Aku tak bisa membantak kekeraskepalaan mereka. Apa boleh buat. Nanti aku mencari pekerjaan yang tidak memberatkan mereka saja.
Sejam berlalu dan kue yang Rima buat sudah masak. Ia mendinginkannya beberapa saat lalu menghiasinya dengan krim coklat. Membuatku ingin mencicipinya karena coklat makanan kesukaanku.
“Kenapa tadi tidak buat dua?” sungutku menyadari aku tidak bisa mencicipinya. “Aku juga mau..”
“Ya! Kau bisa beli kan?” sahut Rima cuek.
Aku manyun. “Ya sudah. Tidak aku antar ke oppa!” ancamku.
Rima mendelik marah. Aku langsung tertawa. “Iya-iya. Kuantar.” Kataku. Rima tersenyum penuh kemenangan. Sebenarnya mana mungkin juga tidak aku antar, merekakan sudah susah-susah membuatnya.
Setelah kue dihiasi, aku memberikan kotak kue yang kebetulan masih ada di lemari piringku.
Pada akhirnya aku mengajak mereka ikut serta. Hanya saja, mereka tetap di mobil nantinya sementara aku menyerahkan kue itu.
Aku keluar dan diikuti mereka. Supir pribadi sudah siap di depan. Kami masuk, dan perlahan mobil melintasi ruas jalan Seoul menuju kediaman DBSK.
-end POV-
>>>cut>>>

#Author POV

Di depan kediaman DBSk…
Hyun Ae turun dengan membawa kotak kue di tangan kanannya. Sementara Rima dan Lia di dalam mobil dengan mata fokos pada sosok Hyun Ae.
Hyun Ae menekan bel sekali. Ia menunggu beberapa saat, tak ada suara dari dalam. Ditekannya sekali lagi, tetap tak ada jawaban. Dicobanya lagi, keadaan masih sama. Sepertinya mereka sedang keluar, batinnya.
Sementara itu, sebuah mobil hitam berhenti. Lima namja turun bergiliran dari mobil itu dan menuju ke rumah. Mereka tampak terkejut melihat ada sosok yeoja di depan rumah mereka.
Hyun Ae baru hendak menaruh kue itu di depan rumah ketika ia mendengar langkah kaki mendekat. Ia pikir Rima dan Lia menyusulnya ternyata bukan. Ia melihat lima namja yang ditunggunya ada di depannya. Sepertinya baru kembali dari suatu tempat. Ia menyuguhkan senyumnya. “Annyeong oppa..” sapanya.
Namja yang paling depan tak menyahut. Hanya mendelik dengan Hyun Ae dengan raut tak suka lalu mendekat ke pintu dan membukanya.
“Annyeong…” sahut empat namja lainnya.
“Mmaafkan sikap Jae Joong hyung. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengannya. Hampir seminggu ini ia terlihat kesal,” ujer Yunho.
Hyun Ae mengangguk mengerti.
“Masuklah…” tawar Yunho sambil masuk ke dalam diikuti yang lain.
“Anni,” tolak Hyun Ae dan langsung menghentikan langkah Yunho.
“Tolong jangan diambil hati sikap Jae Joong hyung tadi. Dia hany-”
“Annio…” kata Hyun Ae sambil tersenyum. “Aku ke sini memang cuma mau menyerahkan ini oppa,” ujernya sambil menyodorkan kotak kue.
“Apa itu? Makanan kah??” tanya Changmin dengan mata penuh harap.
Hyun Ae mengangguk sambil tertawa kecil. “Iya oppa. Ini kue buatan Rima dan Lia. Mereka minta maaf karena hanya bisa memberikan satu kenang-kenangan dari Indonesia dengan kalian.”
Changmin cepat menyambutnya. “Gomaweo…” ujernya sambil membawa kue itu ke dalam.
“Ya!! Aish… Dia selalu begitu kalau soal makanan. Sopan-santunnya langsung hilang,” keluh Yunho. Membuat Hyun Ae lagi-lagi tertawa kecil.
“Ara oppa. Aku pulang dulu. Annyeong…” pamit Hyun Ae.
“Sampaikan salam dan terima kasih kami pada mereka.”
Hyun Ae mengangguk dan berbalik.
“Tidak dariku!!!” terdengar suara keras dari dalam.
Hyun Ae tahu itu suara siapa, ia terus saja berjalan dan masuk ke mobilnya. “Mereka menitip salam dan terima kasih untuk kuenya,” ujernya. Rima dan Lia tersenyum senang. “Jalan, Pak. Kita kembali ke rumah,” pinta Hyun Ae pada supirnya.
Sementara itu di kediaman DBSK…
Yunho berbalik. Menatap si pelaku yang bersuara nyaring tadi. “Ya! Hyung!!! Kenapa kau ini??” heran Yunho. Ia lalu kembali melihat keluar. Ia yakin Hyun Ae mendengar teriakan Jae Joong barusan. “Kalau kesal dengan suatu hal, jangan limpahkan kekesalanmu ke orang lain!” nasehat Yunho sambil masuk ke dalam.
Jae Joong mendengus dan duduk di sofa sambil meminum minuman dingin yang ia bawa dari dapur. “Dia yang membuatku kesal. Apa perlu dia menunjukan ke temannya kalau dia juga dekat dengan kita? Apa dia ingin membuat seluruh dunia iri padanya?? Huh!!” sungut Jae Joong.
“Ya!! Sejak kapan kau berpikiran seperti itu, hyung?!” heran Yunho. “Dia hanya berbagi keberuntungannya dekat dengan kita pada temannya, memangnya salah?”
Jae Joong menatap Yunho tak suka. Ia masih kesal dengan Hyun Ae lantaran Eun Shi masih mengabaikannya hingga hari ini. Seandainya tidak, mungkin ia akan bersikap sedikit ramah.
“Bukankah kau yang lebih peduli dengan fans, hyung? Kenapa seperti tidak suka begini? “ sambung Yunho lagi.
Jae Joong mendengus dan kembali meneguk minuman dinginnya. Saat Yunho berlalu hendak ke kamar, ia bersuara dengan dingin, “Kalau bukan Hyun Ae, apa kau akan tetap berpikiran seperti ini?”
“Tentu saja, hyung!” tegas Yunho. Lalu masuk ke kamarnya.
“Pembohong!” gumam Jae Joong. “Kau sangat mengistimewakannya Yunho-yah, sangat!”
Yunho bersandar dibalik pintu kamar. Ia mendesah. Sejujurnya, ia sendiri tahu bahwa ia sangat mengistimewakan Hyun Ae. Sejujurnya, ia masih berharap perasaan yeoja itu masih untuknya. Sejujurnya, ialah yang paling tidak rela pernikahan Hyun Joong dan Hyun Ae terlaksana. Tapi ia bisa apa? Hyun Ae yang memilih Hyun Joong sebagai teman dalam sedih dan senangnya, bukan memilihnya. Sejujurnya, debur indah di hatinya masih terasa setiap kali ia bertemu dengan yeoja itu. Sejujurnya pula, ia nyaris gila karena tak bisa menghentikan perasaan cinta itu di hatinya.
Cinta itu, kenapa harus ada kalau pada akhirnya berakhir duka? Batin Yunho. Di benaknya kini berkelebat kenangannya bersama Hyun Ae.
_TBC_


Hohoho…. Lanjut ke chapter 24 ya, special Yunho POV hihihi… ^^

1 comment:

  1. Maaf mksudnnya ini chap 23'x hehehe... salah tulis judul tdi ^^a

    ReplyDelete