Friday, June 4, 2010

FF: One Last Cry last part

Title: One Last Cry
Genre: Romance
Tokoh:
1. Hyun Ae (seperti biasa: kalian para pembaca setiaku XDXDXD, kalau nggak mau siapa yang mau aja XP)
2. Changmin (Hfff… ketulis juga nama oppa. Acting yang bagus ya oppa XDXD)


One Last Cry
Chapter 4

-Changmin POV-

Enam bulan pertama aku dan dia masih saling komunikasi. Tapi setelah enam bulan itu aku kehilangan sosoknya. Aku mencarinya. Dua tahun berlalu tanpa menghasilkan apapun. Di bulan berikutnya justru mengejutkanku. Dia berhenti kuliah karena orang tuanya mneningal dunia. Saat ini dia tinggal dengan bibinya di tempat yang jauh dariku.
Aku menyesal tak berada di sisinya saat itu. Aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan membayarnya di lain waktu.
Bersama janji itu, aku meneruskan kuliahku. Di waktu yang kosong, dan jika memungkinkan kugunakan untuk mencarinya.

Delapan tahun berlalu. Aku tak bertemu dengannya. Aku telah lulus dan bekerja. Reuni SMA yang kuharap bisa menjadi jalanku bertemu dengannya ternyata hanya mimpi belaka.
Nyaris aku menyerah. Ketika hari ini, setelah reuni itu, saat aku mengunjungi suatu kota untuk seminar, aku melihat sosok yang begitu mirip dengannya. Kembali, aku tak bisa melepaskan mataku darinya.
Aku mengikutinya masuk ke sebuah book shop.
Aku berdiri di samping kanannya. Menatap wajahnya lekat. Wajah yang begitu aku rindukan. Napasku tertahan.
Seperti merasa ditatap olehku, dia menoleh. Buku yang dipegangnya terjatuh.
“Annyeong…” sapaku. Nyaris menangis.
“Changmin…” lirih dia menyebut namaku.
“Lama tak bertemu,” ujarku.
“Mm…” dia mengiyakan sambil mengambil bukunya yang jatuh. Sekilas kulihat judul buku itu. Buku itu untuk ibu hamil. Tenggorokanku tercekat. Kemudian mongering saat mendapati jari tangannya tersemat cincin pernikahan. Apakah… aku terlambat? Apakah… dia tak sanggup menungguku?
“Sudah berapa tahun ya?” tanyanya canggung.
Hyun Ae-ah, apa kau tahu hatiku gerimis sekarang?
Aku mencoba bersuara. “8 tahun,” lirihku.
Air mataku nyaris jatuh.
“Ah, aku bayar buku ini dulu,” katanya lalu menuju kasir.
Aku mengikutinya.
Kami keluar dari book shop itu. Ia mengajakku ke taman yang tak jauh dari book shop tersebut.
Lima menit kami terdiam. Seolah terbawa ke masa lalu. Aku dan dia menghela napas bersamaan. Hal itu membuat kami tertawa canggung.
“Bagaimana kabarmu?” tanyaku.
“Baik. Seperti yang kau lihat. Kau?”
“Setelah bertemu denganmu, aku tak tahu apa yang kurasakan.”
Dia memandangku. “Mianhae…” lirihnya.
“Apa… aku bisa menagih janjiku sekarang?”
Dia terlihat terkejut.
----End Changmin POV----

-Hyun Ae POV-
Seperti merasa ditatap, aku menoleh. Buku yang kupegang terjatuh saat mendapati wajah lembut itu.
“Annyeong…” sapanya.
Dadaku langsung sesak. “Changmin…” lirih kusebut namanya.
“Lama tak bertemu,” ujarnya.
“Mm…” aku mengiyakan sambil mengambil bukuku yang jatuh. “Sudah berapa tahun ya?” tanyaku canggung.
“8 tahun,” lirihnya.
Dadaku terasa sakit. Benar-benar merasa bersalah jika dia masih menungguku. Aku baru saja menikah dengan seseorang yang kucintai dua tahun lalu. Orang yang selalu ada saat senang dan dukaku. Orang yang hadir dengan segala kelembutannya. Aku merasa nyaman bersamanya. Dan changmin, entah sejak kapan aku menganggapnya sebagai masa lalu.
“Ah, aku bayar buku ini dulu,” kataku lalu menuju kasir.
Dia mengikutiku.
Kami keluar dari book shop itu. Aku mengajaknya ke taman yang tak jauh dari book shop tersebut.
Lima menit kami terdiam. Aku dan dia menghela napas bersamaan. Hal itu membuat kami tertawa canggung.
“Bagaimana kabarmu?” tanyanya.
“Baik. Seperti yang kau lihat. Kau?”
“Setelah bertemu denganmu, aku tak tahu apa yang kurasakan.”
Aku memandangnya. “Mianhae…” Changmin-ah….
“Apa… aku bisa menagih janjiku sekarang?”
Aku menatapnya. Terkejut, meski kutahu kemungkinan dia menungguku hingga saat ini.
----End Hyun Ae POV----

-Changmin POV-

“Changmin…” lirihnya. Matanya terlihat menyesal. “Jeongmal mianhae…”
Sial!! Kenapa hanya karena kata itu hatiku begitu skait!!
“Arrasso…”
“Mianhae…”katanya lagi.
Aku menggigit bibir bawahku. Aku harus terlihat tegar. “Kau…” tenggorokanku kembali kering, “sudah menikah?” suaraku seperti di telan angin.
“Eh? Nde..” lirihnya.
“Apa kau bahagia?”
Dia mengangguk pelan. Takut menyakitiku, mungkin.
Aku terdiam. Sekali lagi hatiku teriris. Entah berapa luka yang terukir di sana. Ingin bertanya lebih tapi ketakutanku jauh lebih kuat. Aku takut terluka semakin dalam.
“Jeongmal mianhae…” ucapnya.
“Annio. Tidak perlu minta maaf. Aku yang terlambat datang padamu. Seandainya lebih cepat….“
Kembali dia menunduk. Terlihat merasa bersalah sekali.
“Dulu… 8 tahun lalu… pernahkah kau berharap di lima tahun kemudian menikah denganku?” pertanyaan itu tak sadar kulontarkan padanya. Ah, tapi sebenarnya aku ingin tahu.
Dia mengangguk sambil menggigit bibirnya. Setetes air matanya jatuh ke tangannya.
“Arrasso. Itu cukup melegakanku.”
Aku menghela napasku. “Bayimu… “ dia mengangkat wajahnya. Aku menatapnya lembut. “Sudah berapa bulan?”
“4 bulan.” Katanya pelan. Di peluknya perutnya. Kutemukan sinar bahagia di matanya.
“Sepertinya aku harus pergi.”
Aku melangkah, tapi tiga langkah kemudian aku berbalik, “Mian karena di saat sulit itu aku tidak ada di sisimu.”
“Eh?”
“Umma dan appamu.”
“Oh. Nde. Gwencanayo.” Dia tersenyum. Senyum yang selalu menghangatkan hatiku.
“Senang bertemu denganmu lagi.”
Dia mengangguk.
“Sampai jumpa.”
Ia mengangguk lagi. Aku segera berbalik. Benar saja, air mataku jatuh sekarang. Bahagiaku sudah pergi. Dia mengulurkan tangannya pada orang lain.
“Semoga saat itu kau sudah menemukan pasanganmu.” Ucapnya. Aku tersenyum luka, melambai padanya tanpa berbalik. Melangkah meninggalkannya.
------End flash back-----

-ChangMin POV-

Hujan di musim semi jatuh membasahi tubuhku.
Basahi hatiku
Air mata tak mau berhenti
Apakah bisa, resahku dan hatiku tak lagi untukmu?
Bisakah aku menghilangkan perasanku padamu?
Jika esok atau lain waktu kita bertemu, apa aku masih punya kekuatan untuk menyapamu, Hyun Ae-ah?

I was here
You were there
Guess we never could agree
While the sun shines on you
I need some love to rain on me
Still I sit all alone
Wishing all my feelings was gone
Gotta get over you
Nothing for me to do
But have one last cry

One last cry
Before I leave it all behind
I goota put you out of my mind
For the very last time
Been living a lie
I guess I'm down, I guess I'm down
I guess I'm down...
I guess I'm down...
To my last cry...
(One Last Cry by Kim Junsu)
~Tamat~


Ottokhe??? Aku selalu ingin menangis saat mendengar lagu itu. Dan kurasa cocok untuk fanfic ini. sampai jumpa di FF berikutnya.
RCL ea……….^^
seperti biasa, comennya di dinding aja, hehehe...XDXDXD

No comments:

Post a Comment