Monday, December 18, 2017

Obrolin buku Dilan 1991

Dilan
Dia adalah Dilanku Tahun 1991
Karya Pidi Baiq
Penerbit Pastel Books
Cetakan pertama tahun 2015

Spoiler Alert!

Buku kedua dari seri novel Dilan ini agak berbeda dari yang pertama. Bedanya, kalau pertama dibikin gemes sama sikap dan kata-kata Dilan yang romantis sekaligus unik, di buku kedua ini kita disuguhi konflik yang pada akhirnya sempat bikin aku kesal juga. Salah satunya karena Milea terlalu cantik, banyak yang naksir dia. Lalu Dilan yang berkeras balas dendam,  dan mengabaikan permintaan Milea.

Kalau aku di posisi Milea, aku ngerti banget kenapa dia sampai segitunya ngelarang Dilan -yang Dilan anggap mengekang. Siapa sih di dunia ini mau kehilangan orang yang disayang?

Membaca sampai ending, kali ini dampaknya bukan lagi rindu sama Dilan. Tapi kehilangan. Jadi berasa nonton film Jepang dengan tema kehilangan yang serupa. Nyesek sekaligus merasa hampa. Dan biasanya perasaan itu bakalan bertahta di hati aku selama berhari-hari. 
Hiks...

Soal gaya bahasa, masih sama. Enak di baca. Kali ini lebih ngerasa baca Diary Milea sih dari pada ngerasa Milea yang bicara (bercerita). Rasanya kayak baca buku kenangan orang lain, dan endingnya bikin menyesal karena udah lancang membaca. Menyesalnya karena itu tadi, kehilangan, huhue... 

Kehilangan apa?  Hm...  Kamu baca aja deh ya.  Biar tahu kenapa aku sampai ngerasa nyesek begini wkwkwk...  Novel ini tersedia di toko buku kesayanganmu, bisa juga kamu beli ebooknya di scoop dan playstore. 😄

O, ya,  hampir lupa. Ada kutipan menarik yang aku suka dalam novel ini. Antara lain:

"Kamu harus tahu,  senakal-nakalnya anak geng motor, mereka juga shalat pada waktu ujian praktek agama." -hal. 19

"Kamu pikir bandel itu gampang? Susah. Harus tanggung jawab sama yang dia udah perbuat." -hal. 20

"Aku ga bisa melindungi kamu dari nyamuk... Ternyata baygon lebih baik dari aku." -hal. 23

"Gak apa-apa gak pacaran sama kamu... Asal kamunya tetap di bumi. Udah cukup, udah bikin aku seneng." -hal. 24

"Nyatanya sering begitu, kita tidak akan selalu bisa setuju antara satu sama lainnya dan aku menyebut hal itu sebagai sesuatu yang lumrah." -hal. 26

"Kamu harus mengerti, ya, aku menyukaimu sampai tujuh ratus turunan, ditambah 500 turunan lagi." -hal. 30

"PR-ku adalah merindukanmu. Lebih kuat dari matematika. Lebih luas dari Fisika. Lebih kerasa dari Biologi." -hal. 30

"Kalau kamu ninggalin aku, itu hak kamu, asal jangan aku yang ninggalin kamu. Aku takut kamu kecewa." -hal. 49

"Kalau aku sakit, nanti siapa yang akan jaga kamu." -hal. 93

"Orang-orang biasanya memang selalu stereotip. Orang baik bagi mereka adalah yang berpakaian bersih, ramput dipotong dengan rapi, tidak memikiki tatto, dan tampak seperti orang suci..." -hal. 128

"Seseorang terlupakan oleh perkembangan hidup masing-masing jika lalu jumpa lagi, kita akan merasa seperti canggung, seolah-olah kita sedang bertemu orang asing." -hal. 129

"Orang jahat bisa di mana aja sih. Koruptor juga jahat, kan?  Padahal dia itu kerjanya di tempat yang terhormat." -hal. 196

"Aku gak pandai cemburu...  Malahan, kalau kamu ninggalin aku, aku gak bisa apa-apa." -hal. 237

"Aku lahir, dibarengin kamu lahir. Kayak sengaja mau bikin aku seneng di Bumi." -hal. 254

"Aku mencintaimu, biarlah, ini urusanku. Bagaiaman engkau kepadaku, terserah, itu urusanmu!" -hal. 343

Sebelum aku akhiri obrolan tentang novel ini, aku mau bilang ke Dilan. "Dilan, harusnya kamu perjuangkan Milea. Kamu jahat! Tapi, aku juga rindu... "

Sampai jumpa pada obrolan buku lainnya. Akunya mau galau dulu...  😅

No comments:

Post a Comment