Friday, September 16, 2011

Resensi: Novel Coming Home

Resensi
Judul: Coming Home
Penulis: Sefryana Khairil
Penerbit: GagasMedia
Genre: Novel Dewasa

Karena aku percaya,
Tak pernah ada kata salah
Untuk cinta…

Berkisah tentang seorang single parent, Rayhan, yang memutuskan untuk pindah ke kota lain bersama putrinya, Kirana. Menghindari hiruk pikuk Jakarta dan juga untuk menata kehidupan barunya. Namun, takdir seperti berkata lain padanya. Di kota ini ia justru bertemu dengan istri pertamanya. Amira. Istri yang begitu dicintainya namun dengan kejam ia mengkhianati cintanya.
Amira sendiri, tak tahu harus bersikap seperti apa. Ia tak pernah menyangka setelah ia berusaha mati-matian menata hati, sosok mantan suaminya hadir di depannya bersama Kirana, buah cinta Rayhan dengan wanita lain.
Sakit. Jelas itu yang dirasakan Amira. Apalagi ketika ia ingat betapa Rayhan tak menginginkan anak di saat pernikahan mereka, namun justru malah menjalin hubungan dengan wanita lain bernama Elsa. Membuat wanita itu hamil.
Tak bisa tidak, perceraian itupun terjadi. Dan Rayhan menikahi wanita tersebut. Sedang Amira memilih pergi dan mencoba memperbaiki kehidupannya.
Namun, siapa yang bisa menduga takdir? Hari itu Rayhan datang bersama Kirana. Perlahan hati Amira tergerak ketika tahu kalau Elsa meninggal setelah melahirkan Kirana. Juga ketika melihat Rayhan begitu menyayangi Kirana, padahal dulu Rayham amat tak menyukai anak kecil. Amira sadar, lelaki yang sangat dicintainya itu telah berubah.
Amira dan Rayhan begitu menikmati kedekatan mereka. Dan semua berjalan indah. Rayhan mendapati keluarganya lebih lengkap dengan keberadaan Amira. Begitu juga dengan Amira. Namun, kata-kata Kirana membuat semuanya menjadi sekedar bayangan semu bagi Amira.
“Nana mau mama, Bu Guru.”
Ucapan Kirana itulah yang langsung membuat hati Amira membeku. Membuatnya tahu kalau dirinya hanyalah dermaga sementara untuk Rayhan sebelum lelaki itu menemukan dermaganya yang sesungguhnya. Amira merasa dirinya begitu bodoh.
Rayhan mencoba mengungkapkan penyesalannya. Juga berharap Amira memberi kesempatan padanya sekali lagi. Namun, Amira terlanjur merasa dipermainkan.
Lalu bagaimana akhirnya? Baca sendiri saja ya.. XD
*
Jujur, kalau saya jadi Amira, saya memilih pergi. Pengecut memang, tapi menurut saya lebih baik dibanding bertahan dengan hati tak karuan. Namun pemikiran itu berubah saat saya berpikir, kalau memang takdir Amira dan Rayhan dipertemukan lagi, maka sejauh apapun Amira pergi, sesering apapun Amira menjauh, pasti tetap akan bertemu lagi. Dan akhirnya, dengan terpaksa saya menyetujui pilihan penulis untuk membuat Amira tetap bertahan menghadapi Rayhan, ehehe… XD
Disamping mengajarkan untuk berani menghadapi takdir, novel ini juga mengajarkan kita untuk memaafkan, sebesar apapun kesalahan yang seseorang perbuat. Memang sulit, tapi kalau bisa melakukannya rasanya lebih melegakan.
Ditulis dengan gaya bertutur yang sedikit ‘mellow’ (saya paling suka gaya penulisan seperti ini ^^), terutama pada tulisan bold-italic di setiap awal babnya yang menggambarkan perasaan tokoh di dalamnya. Membuat saya menghela napas berkali-kali karena tahu novel ini akan membawa hati saya ikut serta dalam cerita ‘sendu’nya .
Well, saya memang belum begitu mahir dalam meresensi sebuah karya, jadi mohon maaf kalau masih ada kekurangan. Saya masih belajar. Dan terakhir, selamat membaca buat yang tertarik membacanya. Dan buat penulisnya, salam kenal ^^. Semoga sukses juga untuk novel lainnya XD

No comments:

Post a Comment