- METODE QUANTUM LEARNING
1.
Sugestology
Prinsipnya
adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan
setiap detil apapun akan memberikan sugesti positif maupun negatif.
Beberapa teknik
yang digunakan untuk memberikan sugesti positif adalah mendudukkan murid secara
nyaman, memasang musik latar dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu,
menggunakan poster-poster untuk memberi tugas besar sambil menonjolkan
informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran
sugestif.
2. Pemercepatan Belajar (Accelerated
Learning)
Mempercepat
belajar didefinisikan sebagai “memungkinkan siswa untuk belajar dengan
kecepatan yang mengesankan dengan upaya yang normal, dan dibarengi
kegembiraan”. Cara ini menyatukan unsure-unsur secara sekilas tampak tidak
mempunyai persamaan : hiburan, permainan, warna, cara berfikir positif,
kebugaran fisik, dan kesehatan emosionla. Namun, semua unsure ini bekerja sama
untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif.
3. Neuro Linguistik Program (NLP)
NLP adalah suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur
setiap informasi yang masuk. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan
perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa
dan guru dalam proses belajar di dalam kelas. Para
pendidik dengan pengetahuan NLP dapat mengetahui bagaimana menggunakan bahasa
positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan positif dari siswa sebagai fator
penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula
menunjukkan dan menciptakan gaya
belajar yang terbaik dari setiap orang, dan menciptakan “pegangan” dari
saat-saat keberhasilan yang meyakinkan.
4. Teori Otak Kanan dan Otak Kiri
Tiga bagian otak
manusia (Reptilia, Mamalia, Neokorteks) dibagi menjadi belahan kanan dan
belahan kiri. Dua belahan itu dikenal sebagai otak kanan dan otak kiri. Eksperimen
terhadap dua belahan otak tersebut telah menunjukkan bahwa masing-masing
belahan bertanggung jawab terhadap cara berpikir, dan masing-masing belahan
mempunyai spesialisasi dalam kemampuan-kemampuan tertentu, walaupuan ada
beberpa persilangan dan interaksi antara kedua sisi.
Proses berfikir
otak kiri bersifat logis, sekuensial, linear, dan rasional. Sisi ini sangat
teratur. Walau berdasarkan realitas, ia mampu melakukan penafsiran abstrak dan
simbolis. Cara berfikirnya sesuai untuk tugas-tugas yang teratur, ekpresi
verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detail dan fakta,
serta simbolisme.
Proses berpikir otak kanan (yang
bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik), dikenakan dengan proses
pembelajaran yang terkait dengan pengetahuan nonverbal (seperti perasaan dan
emosi), kesadaran akan perasaan tertentu (merasakan kehadiran orang atau suatu
benda), kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan
warna, kreatifitas dan
visualisasi.
Kedua belahan otak ini penting
artinya. Orang yang memanfaatkan kedua belahan otak ini juga cenderung
“seimbang” dalam setiap aspek kehidupan mereka. Belajar terasa sangat mudah
bagi mereka karena mereka mempunyai pilihan untuk menggunakan bagian otak yang
diperlukan dalam setiap pekerjaan yang dihadapi. Karena sebagian besar
komunikasi diungkapkan dalam bentuk verbal atau tertulis, yang keduanya
merupakan spesialisasi dari otak kiri, bidang-bidang pendidikan, bisnis, dan
sains cenderung berat ke otak kiri. Sesunggguhnya jika kita kategori otak kiri
dan kita tidak melakukan upaya tertentu memasukkan beberapa aktivitas otak
kanan dalam hidup kita, ketidakseimbangan yang dihasilkan dapat mengakibatkan
kita stress dan juga kesehatan mental dan fisik yang buruk.
Untuk menyeimbangkan
kecenderungan masyarakat terhadap otak kiri, perlu dimasukkan musik dan
estetika dalam pengalaman belajar kita, dsan memberikan umpan balik yang
positif bagi diri kita. Semua itu menimbulkan emosi positif yang membuat otak
kita lebih efektif. Emosi yang positif mendorong kekuatan otak yang mengarah
pada keberhasilan, yang selanjutnya dapat meningkatkan rasa hormat yang tinggi.
Dari proses inilah, Quantum
Learning menciptakan konsep motivasi, langkah-langkah menumbuhkan minat, dan
belajar yang aktif. Membuat stimulasi konsep belajar aktif dengan gambaran
kegiatan seperti : belajar apa saja dari setiap situasi, menggunakan apa yang
kita pelajari untuk keuntungan kita, mengupayakan agar segalanya terlaksana,
bersandar pada kehidupan. Gambaran ini disandinghkan dengan konsep belajar
pasif yang terdiri dari : “ tidak dapt melihat adanya potensi belajar,
mengabaikan kesempatan untuk berkembang dari suatu pengalaman belajar,
membiarkan segalanya tarjadi, menarik diri dari kehidupan”.
5. Teori Triune (3 in 1)
Otak mempunyai tiga bagian dasar
yang seluruhnya dikenal sebagai “Otak Triune (Three in One)”. Tiga bagian dasar
itu adalah batang (OtakReptilia), system Limbik (Otak Mamalia), dan otak
berfikir (Neokorteks).
Masing-masing otak bertanggung
jawab atas fungsi yang berbeda-beda, yaitu :
a. Batang
(Otak Reptilia)
·
Fungsi motor sensorik
·
Kelangsungan hidup
·
“hadapi atau lari”
b. Sistem
Limbik (Otak Mamalia)
·
Perasaan/ emosi
·
Memori
·
Bioritmik
·
System kekebalan
c. Otak
Berfikir (Neokorteks)
·
Berfikir intelektual
·
Penalaran
·
Perilaku waras
·
Bahasa
·
Kecerdasan yang lebih tinggi
Fungsi motor sensorik berkembang
melalui kontak langsung dengan lingkungan. System emosional-kognitif berkembang
melalui bermain, meniru, dan pembacaan cerita. Kecerdasan yang lebih tinggi
berkembang jika dirawat dengan benar dan anak secara emosional sehat. Ada beberapa persyratan
yang harus dipenuhi agar kecerdasan dapat terawatt dengan baik :
·
Strukrur saraf bagian bawah harus cukup
nerkembang agar energi dapat mengalir
ke tingkat yang lebih tinggi
·
Anak harus merasa nyaman secara fisik dan
emosional
·
Harus ada model untuk memberikan rangsangan yang
wajar
Pada teori ini disebutkan bahwa
kita semua mempunyai potensi yang sama dengan orang-orang yang lainnya.
Perbedaannya adalah dalam bagaimana kita menggunakan otak kita. Emosi positif
meningkatkan kekuatan otak, keberhasilan dan kehormatan diri.
6. Penataan Lingkungan Belajar
Dalam kaitan itu pula, antara
lain, quantum learning mengonsep tentang “menata pentas: lingkungan
belajar yang tepat.” Penataan lingkungan ditujukan kepada upaya membangun dan
mempertahankan sikap positif. Sikap positif merupakan aset penting untuk
belajar. Peserta didik quantum dikondisikan ke dalam lingkungan
belajar yang optimal baik secara fisik maupun mental. Dengan mengatur
lingkungan belajar demikian rupa, para pelajar diharapkan mendapat langkah
pertama yang efektif untuk mengatur pengalaman belajar.
Penataan lingkungan belajar ini
dibagi dua yaitu: lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro ialah
tempat peserta didik melakukan proses belajar (bekerja dan berkreasi). Quantum
learning menekankan penataan cahaya, musik, dan desain ruang, karena semua
itu dinilai mempengaruhi peserta didik dalam menerima, menyerap, dan mengolah
informasi. Ini tampaknya yang menjadi kekuatan orisinalitas quantum
learning.
Akan tetapi, dalam kaitan
pengajaran umumnya di ruang-ruang pendidikan di Indonesia , lebih baik memfokuskan
perhatian kepada penataan lingkungan formal dan terstruktur seperti: meja,
kursi, tempat khusus, dan tempat belajar yang teratur. Target penataannya ialah
menciptakan suasana yang menimbulkan kenyamanan dan rasa santai. Keadaan santai
mendorong siswa untuk dapat berkonsentrasi dengan sangat baik dan mampu belajar
dengan sangat mudah. Keadaan tegang menghambat aliran darah dan proses otak
bekerja serta akhirnya konsentrasi siswa.
Lingkungan makro ialah “dunia
yang luas.” Peserta didik diminta untuk menciptakan ruang belajar di
masyarakat. Mereka diminta untuk memperluas lingkup pengaruh dan kekuatan
pribadi, berinteraksi sosial ke lingkungan masyarakat yang diminatinya.
“Semakin siswa berinteraksi dengan lingkungan, semakin mahir mengatasi
sistuasi-situasi yang menantang dan semakin mudah Anda mempelajari informasi
baru,” tulis Porter.
Setiap siswa diminta berhubungan
secara aktif dan mendapat rangsangan baru dalam lingkungan masyarakat, agar
mereka mendapat pengalaman membangun gudang penyimpanan pengertahuan pribadi.
Selain itu, berinteraksi dengan masyarakat juga berarti mengambil
peluang-peluang yang akan datang, dan menciptakan peluang jika tidak ada,
dengan catatan terlibat aktif di dalam tiap proses interaksi tersebut (untuk
belajar lebih banyak mengenai sesuatu).
Pada akhirnya, interaksi ini
diperlukan untuk mengenalkan siswa kepada kesiapan diri dalam melakukan perubahan.
Mereka tidak boleh terbenam dengan situasi status quo yang diciptakan
di dalam lingkungan mikro. Mereka diminta untuk melebarkan lingkungan belajar
ke arah sesuatu yang baru. Pengalaman mendapatkan sesuatu yang baru akan
memperluas “zona aman, nyaman dan merasa dihargai” dari siswa.
7. Pilihan Modalitas
Modalitas adalah
cara anda termudah menyerap informasi. Modalitas (gaya belajar) adalah kunci untuk
mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi
antar pribadi. Oleh karena itu, Metode Quantum Learning mengarahkan kepada
siswa agra mengetahui gaya belajar apa yang sesuai dengan dirinya. Gaya belajar ini
merupakan salah satu metode belajar bagaimana cara belajar (learn to learn). Gaya belajar dikategorikan
menjadi 3 hal, yaitu : visual, auditorial, dan kinestetik.
8. Teori Kecerdasan Ganda
Teori ini
dikembangkan oleh Dr. Howard Gardner. Menurut beliau banyak kecerdasan yang
lebih tinggi yang telah teridentifikasi yaitu : linguistic, matematika, visual,
kinestetik, musical, interpersonal, intrapersonal, dan intuisi. Quantum
Learning tidak hanya memperhatikan kecerdasan matematika/bahasa saja tetapi
juga berupaya meningkatkan kecerdasan lainnya.
9. Kekuatan AMBAK (Apa Manfaatnya
Bagiku)?
Sebelum kita
mempelajari suatu hal, kita perlu tahu manfaatnya agar membuat diri kita
termotivasi untuk mencapai tujuan sehingga meningkatkan kualitas hidup kita.
Menemukan AMBAK
sama saja dengan menciptakan minat dalam apa yang sedang anda pelajari dengan
menghubungkannya dengan “dunia nyata”.
10. Belajar berdasarkan pengalaman
Hanya ketika
anda telah belajar segala sesuatu dari setiap kegagalan, anda dapat menuju
keberhasilan puncak. Anggap kegagalan bukan sebagai kegagalan tetapi anggaplah
kegagalan sebagai umpan balik dan membawa pada keberhasilan.
11. Belajar dengan Simbol
Membuat
symbol-simbol dan gambar-gambar yang mempunyai arti. Symbol-simbol tersebut
dapat berarti apa saja sesuai dengan keinginan kita. Penggunaan symbol dapat
memacu pikiran untuk mengingat hal-hal yang diwakili.
No comments:
Post a Comment