Thursday, November 17, 2011

Metode Quantum Learning


  1. METODE QUANTUM LEARNING
1. Sugestology

Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apapun akan memberikan sugesti positif maupun negatif.

Beberapa teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti positif adalah mendudukkan murid secara nyaman, memasang musik latar dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster untuk memberi tugas besar sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran sugestif.
      2. Pemercepatan Belajar (Accelerated Learning)

Mempercepat belajar didefinisikan sebagai “memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan”. Cara ini menyatukan unsure-unsur secara sekilas tampak tidak mempunyai persamaan : hiburan, permainan, warna, cara berfikir positif, kebugaran fisik, dan kesehatan emosionla. Namun, semua unsure ini bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif.
3. Neuro Linguistik Program (NLP)

NLP adalah suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur setiap informasi yang masuk. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru dalam proses belajar di dalam kelas. Para pendidik dengan pengetahuan NLP dapat mengetahui bagaimana menggunakan bahasa positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan positif dari siswa sebagai fator penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula menunjukkan dan menciptakan gaya belajar yang terbaik dari setiap orang, dan menciptakan “pegangan” dari saat-saat keberhasilan yang meyakinkan.
4. Teori Otak Kanan dan Otak Kiri

Tiga bagian otak manusia (Reptilia, Mamalia, Neokorteks) dibagi menjadi belahan kanan dan belahan kiri. Dua belahan itu dikenal sebagai otak kanan dan otak kiri. Eksperimen terhadap dua belahan otak tersebut telah menunjukkan bahwa masing-masing belahan bertanggung jawab terhadap cara berpikir, dan masing-masing belahan mempunyai spesialisasi dalam kemampuan-kemampuan tertentu, walaupuan ada beberpa persilangan dan interaksi antara kedua sisi.

Proses berfikir otak kiri bersifat logis, sekuensial, linear, dan rasional. Sisi ini sangat teratur. Walau berdasarkan realitas, ia mampu melakukan penafsiran abstrak dan simbolis. Cara berfikirnya sesuai untuk tugas-tugas yang teratur, ekpresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detail dan fakta, serta simbolisme.
Proses berpikir otak kanan (yang bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik), dikenakan dengan proses pembelajaran yang terkait dengan pengetahuan nonverbal (seperti perasaan dan emosi), kesadaran akan perasaan tertentu (merasakan kehadiran orang atau suatu benda), kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreatifitas dan visualisasi.
Kedua belahan otak ini penting artinya. Orang yang memanfaatkan kedua belahan otak ini juga cenderung “seimbang” dalam setiap aspek kehidupan mereka. Belajar terasa sangat mudah bagi mereka karena mereka mempunyai pilihan untuk menggunakan bagian otak yang diperlukan dalam setiap pekerjaan yang dihadapi. Karena sebagian besar komunikasi diungkapkan dalam bentuk verbal atau tertulis, yang keduanya merupakan spesialisasi dari otak kiri, bidang-bidang pendidikan, bisnis, dan sains cenderung berat ke otak kiri. Sesunggguhnya jika kita kategori otak kiri dan kita tidak melakukan upaya tertentu memasukkan beberapa aktivitas otak kanan dalam hidup kita, ketidakseimbangan yang dihasilkan dapat mengakibatkan kita stress dan juga kesehatan mental dan fisik yang buruk.
Untuk menyeimbangkan kecenderungan masyarakat terhadap otak kiri, perlu dimasukkan musik dan estetika dalam pengalaman belajar kita, dsan memberikan umpan balik yang positif bagi diri kita. Semua itu menimbulkan emosi positif yang membuat otak kita lebih efektif. Emosi yang positif mendorong kekuatan otak yang mengarah pada keberhasilan, yang selanjutnya dapat meningkatkan rasa hormat yang tinggi.
Dari proses inilah, Quantum Learning menciptakan konsep motivasi, langkah-langkah menumbuhkan minat, dan belajar yang aktif. Membuat stimulasi konsep belajar aktif dengan gambaran kegiatan seperti : belajar apa saja dari setiap situasi, menggunakan apa yang kita pelajari untuk keuntungan kita, mengupayakan agar segalanya terlaksana, bersandar pada kehidupan. Gambaran ini disandinghkan dengan konsep belajar pasif yang terdiri dari : “ tidak dapt melihat adanya potensi belajar, mengabaikan kesempatan untuk berkembang dari suatu pengalaman belajar, membiarkan segalanya tarjadi, menarik diri dari kehidupan”.
5. Teori Triune (3 in 1)
Otak mempunyai tiga bagian dasar yang seluruhnya dikenal sebagai “Otak Triune (Three in One)”. Tiga bagian dasar itu adalah batang (OtakReptilia), system Limbik (Otak Mamalia), dan otak berfikir (Neokorteks).
Masing-masing otak bertanggung jawab atas fungsi yang berbeda-beda, yaitu :
a.       Batang (Otak Reptilia)
·         Fungsi motor sensorik
·         Kelangsungan hidup
·         “hadapi atau lari”
b.      Sistem Limbik (Otak Mamalia)
·         Perasaan/ emosi
·         Memori
·         Bioritmik
·         System kekebalan
c.       Otak Berfikir (Neokorteks)
·         Berfikir intelektual
·         Penalaran
·         Perilaku waras
·         Bahasa
·         Kecerdasan yang lebih tinggi
Fungsi motor sensorik berkembang melalui kontak langsung dengan lingkungan. System emosional-kognitif berkembang melalui bermain, meniru, dan pembacaan cerita. Kecerdasan yang lebih tinggi berkembang jika dirawat dengan benar dan anak secara emosional sehat. Ada beberapa persyratan yang harus dipenuhi agar kecerdasan dapat terawatt dengan baik :
·   Strukrur saraf bagian bawah harus cukup nerkembang agar energi    dapat mengalir ke tingkat yang lebih tinggi
·   Anak harus merasa nyaman secara fisik dan emosional
·   Harus ada model untuk memberikan rangsangan yang wajar
Pada teori ini disebutkan bahwa kita semua mempunyai potensi yang sama dengan orang-orang yang lainnya. Perbedaannya adalah dalam bagaimana kita menggunakan otak kita. Emosi positif meningkatkan kekuatan otak, keberhasilan dan kehormatan diri.
 6. Penataan Lingkungan Belajar
Dalam kaitan itu pula, antara lain, quantum learning mengonsep tentang “menata pentas: lingkungan belajar yang tepat.” Penataan lingkungan ditujukan kepada upaya membangun dan mempertahankan sikap positif. Sikap positif merupakan aset penting untuk belajar. Peserta didik quantum dikondisikan ke dalam lingkungan belajar yang optimal baik secara fisik maupun mental. Dengan mengatur lingkungan belajar demikian rupa, para pelajar diharapkan mendapat langkah pertama yang efektif untuk mengatur pengalaman belajar.
Penataan lingkungan belajar ini dibagi dua yaitu: lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro ialah tempat peserta didik melakukan proses belajar (bekerja dan berkreasi). Quantum learning menekankan penataan cahaya, musik, dan desain ruang, karena semua itu dinilai mempengaruhi peserta didik dalam menerima, menyerap, dan mengolah informasi. Ini tampaknya yang menjadi kekuatan orisinalitas quantum learning.
Akan tetapi, dalam kaitan pengajaran umumnya di ruang-ruang pendidikan di Indonesia, lebih baik memfokuskan perhatian kepada penataan lingkungan formal dan terstruktur seperti: meja, kursi, tempat khusus, dan tempat belajar yang teratur. Target penataannya ialah menciptakan suasana yang menimbulkan kenyamanan dan rasa santai. Keadaan santai mendorong siswa untuk dapat berkonsentrasi dengan sangat baik dan mampu belajar dengan sangat mudah. Keadaan tegang menghambat aliran darah dan proses otak bekerja serta akhirnya konsentrasi siswa.
Lingkungan makro ialah “dunia yang luas.” Peserta didik diminta untuk menciptakan ruang belajar di masyarakat. Mereka diminta untuk memperluas lingkup pengaruh dan kekuatan pribadi, berinteraksi sosial ke lingkungan masyarakat yang diminatinya. “Semakin siswa berinteraksi dengan lingkungan, semakin mahir mengatasi sistuasi-situasi yang menantang dan semakin mudah Anda mempelajari informasi baru,” tulis Porter.
Setiap siswa diminta berhubungan secara aktif dan mendapat rangsangan baru dalam lingkungan masyarakat, agar mereka mendapat pengalaman membangun gudang penyimpanan pengertahuan pribadi. Selain itu, berinteraksi dengan masyarakat juga berarti mengambil peluang-peluang yang akan datang, dan menciptakan peluang jika tidak ada, dengan catatan terlibat aktif di dalam tiap proses interaksi tersebut (untuk belajar lebih banyak mengenai sesuatu).
Pada akhirnya, interaksi ini diperlukan untuk mengenalkan siswa kepada kesiapan diri dalam melakukan perubahan. Mereka tidak boleh terbenam dengan situasi status quo yang diciptakan di dalam lingkungan mikro. Mereka diminta untuk melebarkan lingkungan belajar ke arah sesuatu yang baru. Pengalaman mendapatkan sesuatu yang baru akan memperluas “zona aman, nyaman dan merasa dihargai” dari siswa.

7. Pilihan Modalitas

Modalitas adalah cara anda termudah menyerap informasi. Modalitas (gaya belajar) adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Oleh karena itu, Metode Quantum Learning mengarahkan kepada siswa agra mengetahui gaya belajar apa yang sesuai dengan dirinya. Gaya belajar ini merupakan salah satu metode belajar bagaimana cara belajar (learn to learn). Gaya belajar dikategorikan menjadi 3 hal, yaitu : visual, auditorial, dan kinestetik.
8. Teori Kecerdasan Ganda

Teori ini dikembangkan oleh Dr. Howard Gardner. Menurut beliau banyak kecerdasan yang lebih tinggi yang telah teridentifikasi yaitu : linguistic, matematika, visual, kinestetik, musical, interpersonal, intrapersonal, dan intuisi. Quantum Learning tidak hanya memperhatikan kecerdasan matematika/bahasa saja tetapi juga berupaya meningkatkan kecerdasan lainnya.
9. Kekuatan AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku)?

Sebelum kita mempelajari suatu hal, kita perlu tahu manfaatnya agar membuat diri kita termotivasi untuk mencapai tujuan sehingga meningkatkan kualitas hidup kita.

Menemukan AMBAK sama saja dengan menciptakan minat dalam apa yang sedang anda pelajari dengan menghubungkannya dengan “dunia nyata”.

 10. Belajar berdasarkan pengalaman

Hanya ketika anda telah belajar segala sesuatu dari setiap kegagalan, anda dapat menuju keberhasilan puncak. Anggap kegagalan bukan sebagai kegagalan tetapi anggaplah kegagalan sebagai umpan balik dan membawa pada keberhasilan.
11. Belajar dengan Simbol

Membuat symbol-simbol dan gambar-gambar yang mempunyai arti. Symbol-simbol tersebut dapat berarti apa saja sesuai dengan keinginan kita. Penggunaan symbol dapat memacu pikiran untuk mengingat hal-hal yang diwakili. 

No comments:

Post a Comment