Monday, August 9, 2010

FF: Promise part 2

Title: Promise
Author: Imah Hyun Ae
Cast: Leeteuk (Super Junior) , Hyun Ae , dan Kyu Hyun (Super Junior)
Genre: Family/romance
Disclaimer: Ini cerita adapatasi dari film jepang dengan judul “Be With You”. Di sini saya tulis dengan gaya penulisan saya dengan bumbu-bumbu perasaan saya ^___^ saya harap kalian menyukainya seperti saya menyukai film tersebut XDXD


PROMISE
Part 2

-Leeteuk POV-
Aku jatuh cinta padanya. Pada gadis bernama Hyun Ae. Dia yang bersikap dingin pada siapapun termasuk aku. Tapi aku tetap menyukainya.
Di SMA, selama dua tahun duduk di sampingnya yang bahkan tak saling bicara, tetap membuatku bahagia.
Dia murid teladan. Membuatku berpikir tidak ada asmara dalam kamus sekolahnya.
Karena selalu sendiri, aku memilih mengikuti klub lari di sekolahku. Aku ikut perlombaan. Sayangnya ada lawan yang curang. Ia menarik celanaku, membuatku terjatuh. Membuatku kalah, padahal aku ingin menunjukan kehebatanku pada Hyun Ae.
Aku kesal! Aku berambisi untuk menang di perlombaan berikutnya. Karenanya aku latikhan terus menerus tanpa kenal lelah.

Hari perpisahan tiba.
Aku menatapnya yang minta tanda tangan pada teman-teman yang lain di buku kenangan siswa yang ia buat sendiri untuk dirinya.
Aku juga ingin menulis sesuatu di sana, sebagai kata perpisahanku. Tapi… siapa aku?
Aku putuskan untuk pulang. Aku ambil tasku dan berjalan menuju pintu. Nanmun seseorang menahanku!
Hyun Ae?!!
“Tolong… tanda tanganmu!” ia menyodorkan buku kenangan itu. Dengan gugup aku mengambilnya. Akupun mencari penku.
“Aku merasa nyaman duduk di sampingmu selama ini. Leeteuk.” Tulisku.
Kuserahkan lagi buku itu padanya. Ia menyambut dengan segera dan berhambur keluar.
Aku menyusul. Tapi dia sudah tak ada. Penku… masih terselip di bukunya…
Kuambil atau tidak ya?
Aku bimbang.
Namun detik berikutnya aku memutuskan untuk membiarkannya. Berharap suatu hari aku bsia menelponnya dengan alasan mau mengambil pen itu.
Aku lantas melangkah pergi.
-end Leeteuk POV-

“Hm…” Hyun Ae mangangguk-anggukan kepalanya. “Tapi, kapan kita kencan?”
“Itu… masih belum,” jawab Leeteuk sedikit malu. Iapun kembali melanjutkan.

-Leeteuk POV-
Aku mengambil jurusan olah raga. Itu membuatku bisa terus berlari. Sedang Hyun Ae memilih kuliah di Seoul.
Suatu hari, aku mendengar dia pulang dari Seoul.
Aku seegra menelponnya. Memintanya bertemu untuk mengambil penku. Aku ingin melihatnya lagi setelah dua setengah tahun tak pernah bertemu. Kami janjian di sebuah tempat.
“Leeteuk-ssi?” panggilnya saat aku tiba dan kebingungan mencari sosoknya. Ia tampak lebih cantik dari yang terakhir kulihat. Perlahan aku mendekat.
“Ini penmu.” Ia menyerahkan pen biru, pen keberuntunganku.
“Gomaweo~” aku menyambut pen tersebut dengan gembira. “Lama tak bertemu apa kabarmu?” Aku berbasa-basi.
“Baik. Kau sendiri?” ia tersenyum ramah.
“Sama. Baik juga.”
Kami terdiam beberapa detik. Aku tak tahu bagaimana seharusnya. “Kalau begitu… sampai jumpa.” Hey! Apa yang kuputuskan?!
“Ah, nde. Sampai jumpa.” Hyun Ae melangkah.
“Chogi…” tegurku gugup. Ia berhenti melangkah dan berbalik menatapku.
Harus ku katakan. Ini kesempatan yang tak boleh di sia-siakan, kan?
“Apa kau punya waktu untuk minum kopi?” tanyaku akhirnya.
Aku lega ketika dia menjawabku dengan anggukan.

Aku dan dia ke kedai kopi. Selama pertemuan itu aku terus bicara tanpa henti. Bicara tentang banyak hal dari kegiatan kuliah sampai buku yang akhir-akhir ini kubaca. Aku tak mau berhenti. Aku takut jika aku berhenti dia akan berpamitan untuk pulang. Aku masih ingin menikmati pertemuan ini lebih lama lagi.
Malam merambat. Aku mengantarnya ke stasiun kereta api.
Udara sangat dingin. Aku memasukkan tanganku ke saku jaketku.
Deg! Jantungku berdetak cepat ketika sebuah tangan masuk ke saku jaketku juga. Hyun Ae memasukkan tangan kanannya ke saku jaket kiriku. Aku menoleh ke arahnya. Ia tampak berusha biasa saja dengan wajah bersemu merah.
Perlahan aku memindahkan tanganku, masih di saku kiriku, hanya saja kali ini aku menggenggam tangannya erat. Sejak itu kencan kami di mulai. *cie oppa… suit-suit*
-end Leeteuk POV-


Hyun Ae tersenyum. Merekapun kembali melangkah.
Mendadak Hyun Ae memasukan tangannya ke saku kiri jaket Leeteuk. Leeteuk menoleh kaget. Jantungnya berdetak tak karuan.
“Aku ingin mencintaimu lagi,” kata Hyun Ae pelan. Wajah Leeteuk memanas.
“Kita mulai dari awal lagi,” sambungnya, “Kita mulai pelan-pelan,” Hyun Ae menatap kedua mata Leeteuk, membuat Leeteuk makin gugup.
“o.. oppa,” sambung Hyun Ae terbata. Wajah Leeteuk makin memerah. Sudah lama sekali panggilan itu tidak di dengarnya. Senyum lebarnya merekah. Ia mengangguk. Di genggamnya tangan Hyun Ae yang di saku kirinya itu.
>>cut>>

Leeteuk mengenang kembali bagaimana kisah cintanya dengan Hyun Ae.
-Leeteuk POV-
Aku terus berlari tanpa kenal lelah. Mungkin karena aku terlalu memaksakan diri, hingga suatu hari aku jatuh di lapangan.
Banyak dokter yang kutemui, dan hasilnya menyatakan otakku mengeluarkan zat kimia. Dan itu akan menghambat saraf gerakku. Dokter melarangku berlari lagi. Jika tidak, aku tak akan bisa tertolong.
Dengan berat hati aku mundur dari dunia olah raga yang paling kucintai. Dengan berat hati pula aku keluar dari universitars dan putus dengan Hyun Ae. Putus setelah satu kali kencan dan empat puluh tujuh surat cinta. Semuanya harus kuakhiri sekarang. Aku tak pantas untuknya.

Aku memulai aktivitas baruku. Tanpa kuduga Hyun Ae menemukanku. Ia Meminta penjelasan dariku. Aku memilih bersikap dingin padanya meski hatiku sangat ingin memeluknya. Aku sengaja membuatnya terluka. Meski dengan begitu, aku juga terluka dalam.
“Sudah kubilang hubungan kita berakhir kan? Jangan menemuiku lagi.”
“Tapi-,” kata-katanya terhenti ketika kau memutuskan masuk ke dalam, meninggalkannya. Ia berlari sambil menangis, aku tahu itu.
Aku pikir aku bisa tenang dan belajar melepasnya. Namun aku salah. Aku tidak bisa. Aku sangat ingin bertemu dengannya lagi.
Aku tak peduli apapun sekarangi. Tak peduli dengan ketakutanku pada keramaian. Aku mau melihatnya sekali lagi!
Aku tiba di kampusnya. Benar di Seoul. Hujan turun dengan lebatnya, seolah ingin menahan langahku.
Kulihat di seberang sana Hyun Ae keluar dari kelasnya. Ia memayungi tubuhnya dengan tasnya. Aku mendekat. Perasaan ini sudah tka bisa kubendung lagi. Aku… merindukannya!
“Hyun Ae-ah?”
Langkahku terhenti tiba-tiba ketika panggilan itu terdengar. Kulihat satu sosok laki-laki tampan mendekat ke arah Hyun Ae. Sepertinya ia mahasiswa di universitas ini juga. Laki-laki itu menyerahkakn sebuah buku pada Hyun Ae. Wanita yang kucintai itu tampak senang mendapat buku itu.
Aku merasaka sakit. Bukan hanya hati, atpi sekujur tubuhku merasakan sakit yang sama. Aku sadar siapa aku. Aku memilih pergi tanpa bertemu dengannya. Hujan lebat mengiringi langkahku yang terhenti di tepi jalan raya.

Waktu berlalu. Langit cerah seolah menaungiku. Ya, karena Hyun Ae menelponku dan meminta bertemu. Dia meyakinkanku kalau kami bisa bersama. Ia berkata seperti meyakinkan hatinya sendiri.
Benar. Ia sudah tahu semuanya. Kenapa aku berhenti dan menjauhinya. Aku lega ia menerimaku apa adanya.
Aku tak peduli apapun lagi. Aku ingin hidup dengannya. Aku mau terus bersamanya. Aku… aku sangat mencintainya!
Hyun Ae memelukku erat. Aku membalas pelukannya. Aku tak ingin berbisah lagi dengannya. Dia kehidupanku.
Tak berapa lama kami menikah dan tinggal di dekat dokter yang merawatku.
-end Leeteuk POV-
>>cut>>

Kyu Hyun setiap hari menggantung boneka matahari terbalik di teras rumah. Harapannya dengan begitu hujan akan selalu turun.
Hyun Ae melihat boneka itu dengan pandangan aneh.
“Kau yang menggantungnya?”
Kyu Hyun tertunduk. Ia tak menjawab sama sekali.
>>cut>>

Di kamar.
Kyu Hyun membuka lembaran dongeng yang di tulis Hyun Ae. Di sana diceritakan Hyun Ae akan menghilang seiring dnegan perginya musim hujan.
Di lembar berikutmya tampak gambar Hyun Ae membuka pintu rahasia. Di sanalah dia kembali dan di sana pula ia akan menghilang untuk selamanya.
Kyu Hyun menatap gambar di sana dengan sedih.
>>cut>>

Hyun Ae tanpa sengaja menemukan sebuah buku. Tak di sangka buku itu buku yang ditulisnya. Di bukanya buku tersebut lembar demi lembar. Cerita di sana membuat hatinya galau. Di tatapnya sekeliling. Ada kesedihan di matanya.
>>cut>>
Pagi hari Leeteuk mendapati Hyun Ae tengah mengajari Kyu Hyun menggoreng telur. Agak aneh, tapi Hyun Ae menenangkannya dengan senyuman manisnya.
Di hari lain Hyun Ae mengajari Kyu Hyun menjemur pakaian dan menyemir sepatu Leeteuk.
Tingkah Hyun Ae membuat perasaan sedih yang sempat hilang bergelayut kembali. Apakah sebentar lagi Hyun Ae akan menghilang, batin Leeteuk takut.
>>cut>>

Dokter yang merawat Leeteuk selama ini menatap langit dari jendela kantornya. Ia selalu mendegarkan cerita Leeteuk dengan antusias. Laki-laki paruh baya itu selalu percaya dengan apa yang Leeteuk katakan.
“Kenapa Anda percaya dengan cerita saya?” Tanya Leeteuk akhirnya. Ia cukup bingung dengan kepercayaan dokter padanya. Bukankah orang yang tahu Hyun Ae telah tiada, tak akan percaya?!
“Matamu menunjukannya, Leeteuk. Matamu mengatakan yang sebenarnya. kau bahagia karena istrimu kembali lagi bersamamu.”
Leeteuk tersenyum.
“Jadi… dia akan menghilang saat musim hujan usai?” dokter itu bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari langit.
“Mungkin…” jawab Leeteuk setengah berbisik.
“Kau beruntung,” kata dokter itu, membuat Leeteuk mendongak dan memberikan perhatian penuh padanya.
“Nde?” Leeteuk ingin penjelasan lebih.
Dokter itu kembali ketempat duduknya dan tersenyum bijak pada Leeteuk. “Kau dan Hyun Ae adalah pasangan sejati. Kalian berpisah lalu bertemu kembali. Saling jatuh cinta lagi. Itulah cinta sejati. Kalian beruntung bisa merasakannya.”
Leeteuk tersenyum tipis. Tapi… aku tak mau dia pergi, Dokter…, batinnya.
= To Be Continue =

Comment ya ^_____^

No comments:

Post a Comment